Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Berpuasa atas dasar karakter / PLTU (Pola Tingkah Laku)

Oleh: Pas Muliawan - Cisca
Ada dua nahkoda dalam diri setiap manusia, yaitu : AKU (mewakili pikiranku, perasaanku dan dagingku) dan ROH ALLAH (diistilahkan sebagai: Hati-Nurani, Roh-Kudus, Bisikan-Ilahi). Pada umumnya, nahkoda “aku” lebih dominan menguasai, memutuskan sikap dan perilaku manusia. Dan sayangnya sebagian besar ngawur dan salah, seperti dikatakan dalam Galatia 5:19-24, bahwa kedagingan berlawanan dengan kehendak Roh. Maka alangkah baik kalau terjadi sebaliknya, Roh-Allah yang menguasai kehidupan manusia, lewat “puasa” yang berarti meninggalkan kedagingan-ku, membiarkan Roh-Allah yang mengendalikan kehidupanku sehari-hari. Dikatakan pula bahwa hawa-nafsu (perasaan dan daging/tubuh) sering menjadi penyebab utama terjadinya pe-ngawur-an sikap dan perilaku karena memaksa pikiran untuk menuruti kemauannya melakukan yang bertentangan dengan Roh-Allah. Itu disebabkan oleh sifat perasaan dan kedagingan yang spontan atau bisa juga tanpa disadari dan itulah yang sering dikatakan sebagai : watak / karakter / pola-tingkah-laku.
Jadi bila diinginkan Roh-Allah menguasai diri kita, kuusulkan untuk menyadari dan menyadarkan diriku pada PLTU-ku yang sering bertentangan dengan kehendak Roh-Allah, lalu memutuskan untuk berubah dan melatihnya dengan “berpuasa” :
·        Bila aku ber-PLTU: penggemar kenikmatan, kenyamanan, hura-hura, bersifat spontan, gemar pujian, menyenangi keramaian, .............. diusulkan berpuasa dengan mencari aktifitas sebaliknya: membaca Kitab-Suci harian, meditasi, kontemplasi dan menghindari keramaian, berefleksi dan merenungkan masalalu, mengakui kesalahan dan dosa, mengakukan dosa-dosanya, lalu merencanakan masadepan yang lebih teratur, menghindari makan/minum enak, menggunakan pakaian sederhana.
·        Bila aku ber-PLTU: senang menyendiri, menghindar dari keramaian dan konflik, acuh terhadap teman-teman, menginginkan ketenangan dan kedamaian diri, ........... diusulkan berpuasa dengan beraktifitas: menawarkan bantuan pada teman-teman yang membutuhkan, menengahi konflik yang terjadi antar teman, mencoba menyenangkan sebanyak mungkin teman-teman, seperti membuat lelucon pada pertemuan-pertemuan, mentraktir makan/minum, mendatangi acara-acara bersama, menelepon banyak teman yang terlupakan.
·        Bila aku ber-PLTU: selalu ragu-ragu, tukang kritik, berprinsip bahwa meragukan segala sesuatu adalah awal ilmu pengetahuan, banyak pertimbangan, sangat berhati-hati dalam bertindak, menginginkan kesempurnaan, tabu untuk disalahkan, lebih baik diam daripada disalahkan, ............. diusulkan berpuasa dengan aktifitas: berani tampil dalam ketidak-pastian seperti: memimpin kelompok, menawarkan diri dalam kepanitiaan kalau bisa sebagai pimpinan, memberi kesaksian hidup, mengakui kelebihan orang lain, menjadi Yesus dalam visualisasi Paskah yang dihina, disalahkan, dimaki-maki, mencari pengetahuan baru diluar bidangnya sekarang.
·        Bila aku ber-PLTU: suka ngatur, mengharap penghargaan, keinginannya harus terjadi, sering marah, menghalalkan cara supaya keinginannya terjadi, menang sendiri, merasa paling benar dan yang lain salah, ............. diusulkan berpuasa dengan aktifitas: menjadi anak buah biasa dalam kepanitiaan, menuruti keinginan teman-teman meskipun menurutku salah, mengakui kesalahan, mengakui kebenaran lain yang berbeda dari pemikirannya, mohon maaf pada anggota keluarga, teman yang telah disakiti hatinya, menyesali diri karena selalu berorientasi pada pemikiran sendiri dan meninggalkan suara Tuhan, menyadari keangkuhan dihadapan Tuhan, lalu mengakukan dosa beratnya itu.

Sudah tentu cara berpuasa diatas, bisa ditambahkan sendiri sesuai karakter yang dirasakannya dengan melakukan aktifitas karakter yang sebaliknya, tanpa mengurangi aturan puasa dari Pejabat Gereja.

Tuhan mengharapkan kita semua menuju kesempurnaan seperti DIA, mempunyai beragam karakter sesuai kebutuhan:
........ suatu saat menjadi penyendiri yang sedang berdoa dalam keheningan dan kesunyian,
........ suatu saat memimpin dan berkhotbah diatas bukit, mengobrak-abrik bisnis di Gereja,
........ suatu saat bersuka-cita dalam pesta makan-minum di rumah pemungut cukai,
........ suatu saat mengikuti detail prosedur yg telah ditetapkan BapaNYA sampai di kayu Salib.

Selamat berpuasa ........................................ Mul-Cis.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar