Gambar diperbesar klik DISINI
Wiii... Choice Distrik Semarang masuk di Majalah HIDUP Edisi No. 05 Tahun ke-65, 30 Januari 2011. Bagi yang belum sempat baca, silakan baca dibawah ini yaaa.... Sengaja tulisan di majalah HIDUP ini di re-write oleh Rita Choice. Re-write ini tidak ada yg dikurangi satu kata2 pun. Sampai titik komanya juga udah diusahakan tidak ada yg ketinggalan...jadi persis plek ama yg di majalah. hehehehe... Selamat menikmati utk dibaca2...
CHOICE DISTRIK SEMARANG: MENGUBAH SIKAP KAUM MUDA
-- Sifat Annastasia Ediati semula super cuek. Ia Tidak mau mengenal kebutuhan orang lain, selain dirinya sendiri. Kemudian, ia mengenal Choice melalui Week End Choice --
Dalam Weekend Choice (WEC) ini, Anna masuk dalam angkatan 22 Choice Distrik Semarang. Ia mengaku, WEC merupakan suatu momen yang berkesan baginya. Sejak mengikuti WEC yang mengubah seluruh hidupnya, ia tak bosan-bosannya mengikuti WEC berikutnya. Baginya, setiap WEC selalu menggoreskan kesan yang mendalam. “Kalau diminta membagikan kesan di setiap weekend itu, mungkin kita perlu tidak tidur selama tiga hari tiga malam karena panjangnya,” ujarnya tertawa lepas. Ketika pertama kali mengikuti WEC, Anna sungguh merasa hidupnya berubah, “Ibaratnya Tuhan mengajak saya untuk berbelok dengan membuat tikungan tajam, tidak jelas jalan di depan. Tapi, saya yakin bahwa bersama-Nya hidup akan ‘baik-baik saja’.” Tambahnya. Kehidupan rohani Anna mulai berubah secara konkret. Ia mulai membaca
Kitab Suci lebih rutin dari biasa, mulai berniat mencari dan membaca buku-buku rohani, mulai punya niat untuk menambah wawasan imannya, serta mengikuti acara-acara rohani. Pendeknya, Anna mulai menerapkan nilai-nilai Choice secara nyata dalam keluarga atau dengan relasi terdekat, seperti teman, rekan sekantor, dsb. “Jika ada masalah miskomunikasi dengan keluarga, kalau saya yang biasanya super cuek, sekarang belajar mulai ambil inisiatif untuk mengajak membicarakannya.” Bukan hal yang mudah awalnya, apalagi kalau ajakan untuk ‘rembugan’ itu ditanggapi dengan ketus, sinis, atau malah tidak ada tanggapan sama sekali. “Mulai terasa deh, bagaimana pergumulan untuk mengalahkan keinginan untuk cuek. Demikian juga kalau mengalami sakit hati. Sudah tau kalau satu-satunya jalan adalah memberikan pengampunan, tetapi tahu saja tidak menjadikan saya lalu bisa dengan mudah melakukannya.” Kadang-kadang saking beratnya pengalaman emosional itu, Anna ingin ‘lari’ dan tidak usah repot-repot menerapkan nilai-nilai Choice. “Toh itu ‘kan pilihan? Mengapa memilih yang susah-susah?” begitu kira-kira suara protes dalam dirinya. “Tetapi, bukankah kita tidak pernah dijanjikan jalan yang mulus dan nyaman bila mengikuti Dia? Bukankah kebangkitan ada setelah kematian Yesus di kayu salib?” suara yang lain lagi terdengar dari dalam diri Anna. Anna menuturkan, “Sulit menunjukkan dengan jelas di mana choice berarti dalam hidup saya. Namun, kalau saya buka lembar-lembar hidup saya, saya yakin seandainya saya tidak mengenal Choice, saya tidak menemukan bahwa hidup bersama-Nya bisa sedemikian indah. Saya mungkin tidak merasakan hidup yang ‘hidup’. Saya bahkan mungkin belum tentu bisa melihat indahnya setiap ciptaan-Nya. Dan mungkin saya sulit mensyukuri apa yang ada dalam diri dan hidup saya,” demikian kesaksian Anna. Anna juga mengikuti WEC di beberapa distrik tetangga, seperti Surabaya, Purwokerto dan Singapura. “Melalui Choice-lah Dia menemukan saya dan saya menemukan Dia.” Ungkap Anna penuh keyakinan.
Belahan Jiwa
Lain lagi kisah Emerentiana Wikan Resty Kusumaningrum (31), Choicee (sebutan bagi anggota Choice) lainnya. Awalnya, motivasi gadis manis yang biasa disapa Wikan ini mengikuti Choice adalah mencari solusi atas masalah yang dialaminya. Selama lima tahun Wikan berpacaran dengan pria yang berbeda agama. Selain konflik batin yang dia alami selama berpacaran, Wikan juga berkonflik dengan orangtuanya. Orangtuanya tidak seyuju bila Wikan berpacaran dengan pria yang bukan Katolik. Keadaan ini membuat gadis lulusan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini menjadi sangat sedih. Lalu, Wikan mengikuti Weekend Choice pada tahun 2006. Pengalaman berharga selama mengikuti WEC membuatnya menemukan nilai-nilai kristiani dan keluarga yang selama ini hilang dari hidup Wikan. Sense of belonging atau rasa memiliki menyadarkan Wikan tentang nilai-nilai keluarga kristiani. Sejak itulah, Wikan aktif terlibat dalam kegiatan Choice. Tahun 2007, Bonaventura Hero Dupa Sihombing (33) bergabung menjadi pelatih koor Choice. Wikan aktif menjadi tim Youth, salah satu kegiatannya adalah koor. Karena itulah, Wikan dan Hero sering bertemu. Benih-benih cinta mulai muncul. Saat itu, hubungan Wikan dengan mantan pacarnya tidak jelas (menggantung). Kedekatan dan kepribadian Hero membuat Wikan memutuskan pacarnya secara baik-baik dan memulai hubungan barunya dengan Hero, sarjana kehutanan lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Namun demikian, hubungan Wikan dan mantan pacarnya tetap baik. Kini Hero dan Wikan sudah menikah selama satu setengah tahun. Pengalaman iman yang dialaminya selama mengikuti Choice akhirnya menemukan jodohnya di Choice diakui Wikan memberi banyak dampak positif bagi pernikahannya dengan Hero. Pasangan ini belajar tentang cara komunikasi, penyembuhan masa lalu dan luka batin, serta lebih mengenal karakter pasangan. Mereka saling memahami, seperti misalnya Hero yang pintar bernyanyi dan Wikan yang agak pendiam. Selain itu, mereka mempunyai kesamaan visi, yaitu orang yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Karena itulah, mereka aktif dalam kegiatan di paroki tempat tinggalnya. Kini, disela-sela kesibukan Wikan sebagai apoteker di Rumah Sakit Elisabeth Semarang dan Hero yang menjadi Sales Executive Pura Barutama Kudus, mereka selalu menyediakan waktu untuk mengikuti acara Choice yang telah mempertemukan dan menyuburkan kasih mereka.
Berkegiatan-berkomunitas
Choice yang dimulai tahun1984 pada saat Week End Choice I di Semarang ini memiliki motto “To Know, To Love, To Serve You” (mengenal-Mu, mencintai-Mu, dan melayani-Mu). Motto ini menjadi daya penggerak bagi para choice dalam berkegiatan dan berkomunitas. Menurut koordinator Choice Distrik Semarang Ign. F. Bayu Andoro S, mengikuti kegiatan Choice sebetulnya banyak sekali sukanya, disbanding dukanya. “Kalau dicermati, Choice merupakan gerakan Kaum Muda Mudi Dewasa (MMD) yang menyadarkan kaum muda untuk berani menjadi bagian dari orang lain. Hal tersebut merupakan suatu tantangan yang dialami oleh kaum muda dewasa saat ini, agar dapat menerima serta melayani dengan sepenuh hati dan menjadi bagian dari orang lain.” Jelasnya. Komunitas kaum muda ini dikoordinir suatu tim eklesial yang disebut Koordinator Distrik (Kordis). Tim ini terdiri dari pastor, biarawan, pasutri, dan muda-mudi. Kordis Choice Semarang periode saat ini adalah pasutri Enggal-Rini, Nita dan Ign F. Bayu Andoro S. Para klerus yang melayani Choice Distrik Semarang saat ini adalah Pastor Yohanes Aristanto MSF dan Pastor Fransiskus Asisi Suryosunaryo MSF. MEreka dibantu Bruder Vincent CSA. Tim Presenter Pasutri saat ini yaitu, pasutri Muliawan-Cisca, pasutri Enggal-Rini, pasutri Hengky-Silvi, dan pasutri Eko-Sikky. Sedangkan tim presenter muda-mudi yang saat ini masih aktif adalah Anna, Henny, Rita, Nana, Desi, Marita, Melani, Nita, Diana, Bebeth, dan Bayu. Cukup banyak kegiatan di Choice Distrik Semarang, antara lain Week End Choice (dua kali setahun), Natalan, Paskahan, bakti social, anjangsana, enrichment (pengayaan), koor/padua suara, bazaar, serta Workshop Powered Personality dan kegiatan lainnya yang melibatkan muda-mudi dewasa, disamping keterlibatan mereka dalam kegiatan di paroki masing-masing. Tahun 2011 Choice Distrik Semarang akan mengadakan kegiatan Natalan Fun-n-Fun pada Januari serta Week End Choice ke-40 pada Maret/April 2011. Bagi muda mudi yang rindu akan berefleksi diri dan terlibat melayani orang lain dan Gereja, komunitas Choice mungkin bisa menjadi pilihan Anda…. (Ivonne Suryanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar