Teaser film "SOEGIJA"
Seperti kita ketahui, film ini
disutradai oleh Garin Nugroho. Beliau menggandeng Djaduk Ferianto sebagai
Penata music dalam fim ini.
Apakah Djaduk Ferianto akan menampilkan sisi-sisi kreatif yang
“Nakal” dan “Kurang Ajar” seperti dalam Kua Etnika atau dalam Orkes Sinten
Remen?? Kali ini Djaduk dalam album
Soundtrack Film Soegija sedang berada dalam wilayah yang berbeda. Seperti
apakah wilayah berbeda itu?? Yuk bersama kita dalami tentang album “Soundtrack
Film Soegija” ini.
1. Zandvoort Aan De Zee
Lagu berbahasa Belanda karya Lois Davids
ini pernah dipopulerkan Waldjinah sebagai “Tanjung Perak”.
Lagu ini dibawakan
oleh penyanyi Silir Pujiwati dengan laval bahasa Belanda rasa kejawa-jawaan.
Lagu ini menjadi ilustrasi dalam adegan di sebuah kafe era Kolonial.
2.
Soedara Toea
3.
Theme Soegija
Lagu ini terasa lahir dari sebuah emosi
yang sudah mengendap, mapan, tenang dan tidak meletup-letup. Pada komposisi ini
ada elemen lagu “bengawan solo” yang secara halus di integrasikan dalam
komposisi. Bagian itu tidak terasa sebagai selipan atau benda asing, tetapi
menyatu. Elemen “bengawan solo” ini ditampilkan dalam atmosfir minor.
4.
Dood atau Kematian
Sesi ini berisi komposisi yang cenderung
kontemplatif, beratmosfir ngelangut, suwung (sepi dan kosong) tetapi tidak
jatuh dalam atmosfir kesedihan yang merintih-rintih
Empat lagu diatas digunakan dalam film Soegija, sedangkan lagu-lagu dibawah ini merupakan lagu-lagu lepas.
5. Koto dan Suling
Sesi ini menampilkan instrument petik
Jepang koto dan suling. Sedianya lagu ini akan digunakan dalam film, tetapi
urung dipakai karena gambar dirasa Djaduk sudah terlalu kuat untuk “bernyanyi”.
6.
Langkahku karya untung basuki
7.
Pengabdian karya Arie Senjayanto
8.
Donga karya Djaduk Ferianto, dengan lirik
ditulis oleh Romo Subanar
9.
Lentera karya Krishna Encik
1 Anak Khatulistiwa karya Djaduk Ferianto dengan
lirik oleh Lindung SImatupang
Lagu Anak Khatulistiwa menggambarkan kebersamaan dan
kerukunan anak-anak di tanah air. Ada semangat multikultur, sebuah Indonesia
yang ingin disampaikan film Soegija.
Album ini cukup menarik sebagai materi dengaran sebelum
menonton film. Album produksi Aquarius Musikindo ini akan dilepas mendahului
film dengan maksud agar pendengar membangun ruang imajinasi untuk dicocokkan
dengan bentuk visual Soegija.
Dari Twitternya Djaduk Ferianto (@djadukferianto) album ini sudah diluncurkan dan tersedia di Gereja-Gereje Katholik di Jakarta dan Puskat Jogjakarta. Kalau di Semarang kami belum dapat update'nya, hehehe....
Disadur dari Koran “KOMPAS”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar