Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Kompem KWI) telah mengumumkan pertemuan tahunan Indonesian Youth Day (IYD) 2012 pada pekan lalu. IYD 2012 adalah kegiatan yang pertama kali akan diselenggarakan, yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 20-26 Oktober 2012 di Sanggau, Kalimantan Barat, dengan mengambil tema: Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, Berteguh dalam Iman (Kol 2:7).
IYD pertama kali diumumkan saat Misa, yang diadakan pada 20 Januari 2012 lalu di Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta. Lebih dari 500 orang, kebanyakan orang muda Katolik (OMK), menghadiri Misa itu dengan konselebran utama ketua Kompem KWI Mgr John Philip Saklil, uskup Timika, dan didampingi 19 imam termasuk Romo Yohanes Dwi Harsanto, sekretaris eksekutif komisi itu.
“Indonesian Youth Day seperti ini tidak hanya sebuah cara untuk mengatasi permasalahan orang muda Katolik. Namun, acara ini diharapkan bisa mempengaruhi orang muda untuk peduli dengan orang lain,” kata Uskup Saklil. Ia mengatakan IYD bukan merupakan sebuah festival, tapi sebuah gerakan bersama di kalangan OMK.
“Ini adalah sebuah gerakan awam dengan tujuan untuk membuat kita menyadari bahwa wajah orang muda Katolik adalah wajah Yesus Kristus, wajah Gereja, dan wajah bangsa kita juga,” lanjutnya. Dia mengajak semua umat Katolik untuk mendukung acara itu, yang mengumpulkan sekitar 3.000 OMK dari 37 keuskupan di seluruh tanah.
“Tugas kita adalah untuk membuat iman orang muda Katolik berakar dalam Yesus Kristus,” katanya.
Latar Belakang
Sebagaimana pernah dinyatakan Mgr.
Soegijapranoto (alm.) dengan slogannya yang terkenal ’100% Katolik, 100%
Indonesia’, Orang Muda Katolik (OMK) Indonesia tumbuh dan berkembang dalam
kekatolikan dan keindonesiaan. OMK, justru karena imannya, tergerak untuk
terlibat dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat
Indonesia, terutama yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel (bdk. Gaudium et
Spes 1, Matius 25:40).
Sikap itulah yang perlu
terus-menerus diupayakan, baik secara pribadi maupun bersama, dalam segala
jenjang. OMK Indonesia perlu bekerja sama dengan semua pihak yang berkehendak
baik, untuk mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat, adil dan sejahtera.
Keinginan baik itu menemui banyak
tantangan, terutama dalam situasi dan kondisi Indonesia saat ini. Sejak 1997,
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melalui Surat Gembala Prapaskah telah
menyerukan keprihatinan terhadap rusaknya keadaban publik, khususnya berupa
kerusakan moral hampir di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Selanjutnya, melalui Surat Gembala Paskah KWI 2001, keprihatinan
yang sama kembali diungkapkan. Dua tahun kemudian, dalam Nota Pastoral KWI
2003, berbagai masalah serius di Indonesia disimpulkan sebagai hancurnya
keadaban, sehingga kesejahteraan bangsa Indonesia sulit dicapai. Pada 2004, KWI
mengeluarkan Nota Pastoral berjudul Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru
Bangsa, yang disambung dengan Nota Pastoral ada 2006 yang berjudul Habitus
Baru: Ekonomi yang Berkeadilan.
Hingga kini, terbangunnya habitus
baru demi terbentuknya keadaban publik masih perlu terus diperjuangkan. OMK
Indonesia, sebagai bagian dari Gereja Katolik Indonesia, diharapkan mampu
menjadi agen-agen transformasi nilai menuju keadaban publik. Jumlah OMK
Indonesia yang meliputi 60% populasi warga Katolik Indonesia menuntut perhatian
serius dari Gereja dan Pemerintah dari waktu ke waktu. Mereka meliputi para
lajang usia 13-35 tahun yang diharapkan berperan makin besar bagi masa depan
Gereja dan bangsa Indonesia.
Gereja sungguh memperhatikan
bagaimana berkatekese (memberi pengajaran dan pendampingan iman) bagi anak-anak
dan Orang Muda. Gereja menyiapkan orang muda bagi kesanggupan-kesanggupan yang
penting dalam kehidupan orang dewasa. Saatnya Injil disajikan kepada OMK, agar
dimengerti dan diterima sebagai pemberi makna kahidupan. Tanpa Injil Kristus,
sikap-sikap mental tertentu tak bisa dijelaskan secara mendalam kepada OMK,
misalnya sikap lepas bebas, sikap keadilan, sikap menahan diri, komitmen,
perdamaian, kepekaan terhadap Allah. Itu semua mesti hidup dalam diri orang
muda Katolik yang membedakannya dari yang lain sebagai murid Kristus (Catechesi
Tradendae # 39).
Sasaran Peserta
Peserta IYD 2012 adalah OMK
Indonesia (16-35 tahun, lajang) dan pendampingnya. Mereka tersebar di seluruh
Indonesia yang terbagi menjadi 37 Keuskupan.
Tiap keuskupan diberi kuota 100
orang peserta. Diusahakan agar komposisi peserta meliputi 50% pria dan 50%
perempuan; 90% OMK, 10% pendamping; dan minimal 1 pastor untuk setiap
keuskupan. Permohonan kuota khusus dibicarakan antara OC keuskupan dan OC
Panitia.
IYD 2012 juga melibatkan undangan
dari perwakilan orang muda kelima agama lain yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia, serta beberapa tamu undangan dari agama lain serta
keuskupan Sabah dan Sarawak
Kegiatan-kegiatan
Kegiatan IYD 2012 meliputi tiga
tahap, yaitu: Pra-IYD 2012, IYD 2012 dan Pasca-IYD 2012.
A. Tahap Pra-IYD 2012
Tahap Pra-IYD 2012 adalah tahap
menjelang berlangsungnya IYD 2012, yang berlangsung pada Agustus 2011 hingga
Oktober 2012. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam tahap ini bertujuan
untuk:
- mempersiapkan OMK Indonesia untuk menyambut IYD 2012;
- menggalang keterlibatan yang luas dari OMK Indonesia dalam IYD 2012;
- menjadi ajang untuk memunculkan talenta OMK Indonesia dalam menyuarakan tanggapannya terhadap kehidupan.
Kegiatan Pra-IYD 2012, di antaranya
adalah penyelenggaraan berbagai ibadat, lomba dan acara-acara kebersamaan lain
yang melibatkan OMK seluruh Indonesia, dalam koordinasi dengan
keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki. Pra-IYD dimulai pada Agustus 2011 dan
berakhir pada 21 Oktober 2012.
B. Tahap IYD 2012
Tahap IYD 2012 adalah tahap yang
berlangsung pada 20-26 Oktober 2012 di Kalimantan Barat. Kegiatan-kegiatan yang
berlangsung dalam tahap ini bertujuan untuk:
- menjadi sarana perjumpaan bagi OMK Indonesia untuk melakukan sharing iman;
- menjadi sarana perjumpaan bagi OMK Indonesia untuk mendapatkan pengajaran dan peneguhan iman;
- menjadi inspirasi bagi OMK Indonesia dalam menjalani hidup sebagai orang Katolik dan warga negara Indonesia.
Tema-tema kegiatan selama IYD 2012:
Hari 1: kita semua bersaudara dalam
Kristus
Hari 2: memahami Gereja dan bangsa
Indonesia melalui Gereja dan budaya Kalimantan
Hari 3: mengenal keanekaragaman
hayati sebagai perutusan kita
Hari 4: menjadi Indonesia untuk
dunia (ekologi)
Hari 5: bersatu dalam tantangan
zaman (moralitas orang Muda di zaman modern)
Hari 6: diutus kembali untuk
membangun peradaban
Alur acara adalah sebagai berikut:
pagi-sore: liturgi (Perayaan
Ekaristi, doa-doa devosional), katekese dengan berbagai metode (workshops,
story-telling dari peserta terpilih sesuai dengan tema tertentu) serta
pelayanan (bakti sosial, kunjungan umat, penghijauan);
sore-malam: festival dan
kebersamaan, bahwa acara dalam hari tersebut akan diakhiri dengan renungan
dengan berbagai metode (adorasi, sharing kelompok, refleksi pribadi dll.);
sepanjang hari akan dipamerkan hasil
lomba, buku dan benda rohani serta suvenir daerah.
Pameran ini berlangsung selama acara
IYD 2012.
Kegiatan-kegiatan IYD 2012 adalah:
a. Hari-hari di Keuskupan/Paroki (Days in The
Dioceses/Parishes), 22-24 Oktober 2012
Peserta tinggal di
Keuskupan-keuskupan Sanggau, Pontianak, Sintang. Mereka tinggal bersama
penduduk setempat dan mengalami hidup bersama penduduk tersebut (live in).
Peserta juga mengikuti kegiatan di tingkat paroki. Dengan demikian, peserta
diharapkan dapat menjumpai kenyataan yang berbeda dari kenyataannya
sehari-hari. Pengalaman yang berbeda itu diharapkan dapat memunculkan semangat
hidup kristiani yang menyala di dalam pergulatan hidup, sehingga peserta
menjadi siap untuk mengikuti tahap IYD 2012 selanjutnya. Dalam alur
see-judge-act, kegiatan di Keuskupan ini adalah tahap ‘see’.
b. Hari-hari di Sanggau, 25-28 Oktober 2012
Peserta dibimbing masuk dalam
refleksi dan katekese ajaran Gereja dalam sesi-sesi di Keuskupan Sanggau. Pada
tahap ini, peserta mengalami sentuhan langsung dengan Kristus dalam Sabda dan
Sakramen serta devosi (jalan salib, adorasi Sakramen Mahakudus), serta
peningkatan keterampilan dan pengetahuan dengan aneka lokakarya (liturgi,
teknik pendampingan OMK, pengelolaan organisasi, aneka metode pendalaman Kitab
Suci, aneka lokakarya mengenai pemeliharaan kutuhan ciptaan/ lingkungan hidup,
dsb). Diadakan pula aneka festival, pameran hasil adat budaya, serta pameran
panggilan dari ordo/kongregasi/keuskupan dan pameran kelompok-kelompok doa dan
serikat-serikat kerasulan Katolik. Dari situ peserta diajak melakukan refleksi
atas pengalaman diperkaya dan memperkaya sebagai warga Gereja Katolik dan warga
Indonesia. Dalam alur see-judge-act, kegiatan di Sanggau ini adalah tahap
‘judge’.
c. Puncak perayaan IYD 2012 adalah Perayaan Ekaristi secara
konselebrasi oleh Para Uskup di Indonesia. Pada 29 Oktober 2012, peserta
meninggalkan Sanggau.
C. Tahap Pasca-IYD 2012
Tahap Pasca-IYD 2012 adalah
serangkaian kegiatan yang berlangsung setelah IYD 2012. Kegiatan-kegiatan yang
berlangsung dalam tahap ini bertujuan untuk:
- menjadi tindak lanjut IYD 2012;
- menggemakan inspirasi yang diperoleh dari IYD 2012 agar tidak terlupakan begitu saja;
- menjadi inspirasi bagi IYD selanjutnya agar terdapat kesinambungan.
Selain lomba, kegiatan Pasca-IYD
2012 juga meliputi kegiatan di keuskupan atau paroki masing-masing peserta.
Peserta dibimbing untuk merancang tindakan nyata untuk menggemakan inspirasi
yang mereka peroleh selama kegiatan IYD 2012 di keuskupan/paroki masing-masing.
Dalam alur see-judge-act, tahap Pasca-IYD 2012 adalah tahap act.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar