Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Satu Kendi Mak Cecep

Oleh: Muliawan (Team Pasutri Choice)

Ada seorang Ibu tua yg baik hati, sering membagi uang recehan kepada anak-anak di kampungnya ketika Lebaran tiba. Untuk itu Mak Cecep, nama Ibu tua itu, menabung uang receh itu dalam sebuah celengan berbentuk kendi, selama setahun dan yang kemudian dipecahkannya pada saat Lebaran tiba untuk membagikannya kepada anak-anak tetangganya. Berjalan bertahun-tahun seperti itu dan semua senang di kampung itu, dan lalu menjadi kebiasaan bagi anak-anak disana untuk berkunjung kerumah Mak Cecep pada saat Lebaran. Tapi sudah tentu kampung itu makin berkembang penduduknya dan anak-anak yg berkunjung pada masa Lebaran tiba juga makin lama makin banyak jumlahnya. Dan apa yg terjadi ? Uang receh yg dibagikan per anak juga makin lama
makin sedikit jumlahnya. Dan anak-anak mulai tidak tertarik lagi untuk berkunjung ke rumah Mak Cecep pada saat Lebaran tiba. 

Maka sedihlah dia melihatnya, ditambah lagi kemampuan menabungnya juga semakin lama semakin berkurang. Mak Cecep terus berpikir bagaimana caranya untuk mengatasi keinginan ”memberi” yg menggebu-gebu dalam hatinya itu.

Suatu hari tanpa diduga, ketika sedang menyeduh teh dicangkirnya tiba-tiba saja terpikir olehnya bahwa rasa daun teh yg berbentuk serpihan itu ternyata telah menyebar keseluruh air panas yg dituangkan kedalamnya. Dengan tersenyum, terbukalah pikiran Mak Cecep bahwa uang tabungan didalam celengan kendinya juga akan menjadi banyak jumlahnya hanya dengan menambahkan air kedalamnya, kemudian dikocoknya, lalu disiapkan untuk diberikan anak-anak kampungnya pada saat Lebaran tiba. Tentu tak akan habis karena selalu bisa ditambahkan air seberapapun banyaknya dan anak-anak tentu dapat menerima uang receh dalam bentuk cairan dalam jumlah yg banyak. Mak Cecep gembira menunggu saatnya tiba.
Dan ketika anak-anak itu tiba, Mak Cecep memberikan penjelasan bahwa kali ini uang receh yg dibagikan berbentuk cairan dan boleh meminta berapa saja banyaknya. Caranya adalah dengan meminumnya dari kendi Mak Cecep sesuka hati. Anak-anak menjadi bengong, lalu tertawa dan mulai meninggalkan Mak Cecep yg dianggapnya sudah ngawur pikirannya. Mak Cecep bingung dan berusaha keras menjelaskan bagaimana rasa teh dapat menyebar keseluruh air didalam sebuah cangkir. Tetapi tak ada satupun anak yg mau meminumnya. Makin keraslah suara Mak Cecep yg terus berusaha untuk meyakinkan anak-anak supaya meminumnya. Toh belum juga ada yg meminumnya. Sampai akhirnya Mak Cecep memegang salah satu anak yg ada didekatnya, lalu mulai memaksa membuka mulutnya dan meminumkan air kendi tsb. Sedikit terteguk airnya, namun anak itu lalu meronta dan lari. Begitu juga semua anak-anak yg lain berlarian menjauhi Mak Cecep dan meninggalkannya sendirian.

Mak Cecep menjadi sangat sedih bercampur kecewa. Usahanya telah gagal. Satu-satunya jalan untuk memenuhi keinginan ”memberi” pada anak-anak kampungnya sudah kandas.
Yang terpikir sekarang dalam otaknya hanya satu pertanyaan yg selalu mengiang-ngiang di telinganya dan terbayang-bayang di otaknya :

 ”Mengapa anak-anak itu telah menghindar dariku, seorang yg berkeinginan baik untuk banyak ”memberi” ?”

Terinspirasi dari bahasan “Harrison Inner View”, sebuah alat analisis kepribadian manusia, ada beberapa karakter yang ingin kubahas kali ini sehubungan dengan relasi dengan sesama dalam suatu komunitas tertentu, khususnya komunitas “Choice” dan “Marriage Encounter” yg memang mendalami dan mengembangkan dunia “relasi dg sesama didalam keluarga”.
Beginilah bahasannya :

1.    Karakter “Satu”, yaitu seseorang yg apabila menghadapi berbagai masalah hampir selalu mempunyai kecenderungan berpikir membatasi diri pada “hanya ada satu jalan” dan yakin betul bahwa hanya satu jalan itulah yg dapat menyelesaikan masalahnya.

Segi positif, cepat dalam mengambil keputusan dan penyelesaian masalah karena berpikir focus dan bermotivasi tinggi dalam bekerja karena tujuannya jelas hanya ada satu jalan.

Segi negatif, pertimbangan kurang dan sering salah bagi yg belum berpengalaman dalam pekerjaan yg digelutinya dan relasi dengan anggota team kurang harmonis karena pasti ada pendapat/usulan anggota yg diabaikan.

Sharing, karakterku lambat dalam mengambil keputusan, bahkan cenderung pada kebanyakan pertimbangan, lalu tidak berbuat apa-apa, menunggu sampai kepepet baru kelabakan.

2.    Karakter “Kendi”, kependekan dari ”Kehendakku harus terjadi”, orang yg berkarakter ini cenderung ulet dan cita-citanya kebanyakan tercapai karena mempunyai motivasi yg tinggi untuk mencapainya.

Segi positif, ulet, tahan terhadap godaan, tegas dan tidak mendua/tidak plin-plan, dan didalam komunitas tidak membingungkan anggota team yg lain, karena sekali berkata tempe, tak akan berubah jadi tahu.

Segi negatif, sukar diyakinkan atau menerima pendapat orang lain, kurang mendengarkan, kurang perhatian pada orang lain atau lebih suka/sering menjadi dirinya sendiri daripada menjadi bagian hidup orang lain.

Sharing, aku memang banyak kemiripan dengan karakter ini, karena membutuhkan usaha keras untuk bisa mendengarkan orang lain termasuk pasanganku.

3.    Karakter “Mak”, kependekan dari “Memaksa”, artinya bahwa orang dg karakter ini akan memaksakan kehendaknya agar orang lain melakukan yang diinginkannya melalui banyak cara : merayu, meng-iming-imingi, mengancam, berteriak keras bahkan bisa juga memukul (pada anak misalnya).

Segi positif, target pasti tercapai, disenangi oleh atasan karena pekerjaan pasti selesai tepat waktu dan tepat sasaran.

Segi negatif, relasi dg anak buah berjarak dan kurang baik, sering nampak kejam karena tidak perduli pada keadaan orang lain.

Sharing, sangat jauh dengan karakterku yg terlalu membebaskan/liberal dan banyak sekali target yg meleset.

4.    Karakter “Cecep”, kependekan dari “Ceplas-ceplos”, yang berarti bahwa cara berpikir dan berkata pada orang berkarakter ini bisa dikatakan konsisten, yaitu: apa yg terbersit dalam pikirannya, maka itulah yang akan langsung dikatakannya tanpa banyak pertimbangan atau dengan kata lain adalah “omongkan dulu, pertimbangan belakangan”.

Segi positif, suasana akan menjadi meriah, karena banyak yg diekspresikan dengan omongan, to-the-point, berani membuka hal-hal yg sensitive, 

Segi negatif, orang-orang disekitarnya sering tersinggung, kurang pertimbangan atas akibat ceplas-ceplosnya, meskipun meriah tapi terasa tidak aman berada didekatnya.

Sharing, jauh dengan karakterku yg pendiam, bahkan cenderung tak perduli pada orang yg hadir disekitarku.

Dapat dilihat bahwa semua karakter tsb diatas mempunyai sisi positif, juga sisi negatifnya. Baiklah kalau ada usaha untuk menyadari sisi negative, lalu berusaha menekannya.

Dan akhirnya sampailah kita pada……………… satu hal penting yang harus kita usahakan, yaitu: melepaskan kemungkinan berkumpulnya 4 karakter “Satu Kendi Mak Cecep” menjadi satu dalam diri kita, karena menurut analisanya, orang dg 4 karakter yg menyatu tersebut mengarah pada orang yang ”Trouble-Maker” dalam komunitasnya. Orang ”Satu Kendi Mak Cecep” akan dirasakan menjadi ancaman bagi orang-orang disekitarnya, lalu dihindari dan sudah tentu akibatnya akan jelas bila itu terjadi pada suatu komunitas tertentu.

Semoga komunitas ”CHOICE” dan ”MARRIAGE ENCOUNTER” dijauhkan dari keberadaan orang ”Satu Kendi Mak Cecep” didalamnya. Kalaupun ada, tetaplah berusaha untuk menyadarinya dan berusaha memperbaikinya, karena selalu ada harapan dalam diri kita yang muncul berkat iman pada Tuhan.

Sebelum ini telah kita bahas bahwa orang yg berkarakter ”Satu Kendi Mak Cecep” sekaligus ada dalam dirinya, sangat memungkinkan untuk menjadi ”Trouble-Maker” (pembuat kekacauan) dalam komunitasnya, karena menurut si dia, hanya ada satu jalan terbaik yang harus dilakukan dalam komunitasnya, yaitu jalan ”menurut dia” dan itu harus terjadi apapun caranya !
Sudah tentu alasan mengapa seseorang menjadi berkarakter sedemikian tergantung pada historis perjalanan hidupnya masing-masing yg berbeda antara satu dg yg lain. Salahkah dia ? Pasti bukan kesalahannya sehingga dia menjadi demikian, karena bukan dia yg meminta, tetapi bisa jadi dan besar kemungkinan bahwa lingkungan telah membentuknya, khususnya pada masa kecil disaat belum bisa memutuskan sesuatu dan yg sebagian besar ditentukan oleh lingkungan, khususnya orang tuanya.
Akan menjadi ”salah” kalau setelah dia mendapatkan pengetahuan tentang dampak negatif yg telah banyak ditimbulkannya, tetapi tetap saja menjadi si ”Satu Kendi Mak Cecep”. Misalnya dari sesi ”Mawas-Diri” di Marriage-Encounter atau ”Pola-Tingkah-Laku” di CHOICE atau pengetahuan yg berasal dari buku-buku yg membahas tentang ”Kepribadian manusia”.

Maka pada kesempatan ini aku mengusulkan pengembangan diri bagi si ”Satu Kendi Mak Cecep” lewat pendekatan cara-berpikir/pola-pikir/mind-set/nilai-nilai-hidup, sbb. :

·         ”Tak ada kebenaran mutlak dalam kehidupan manusia, yg ada hanyalah kebenaran sementara yg akan usang apabila ditemukan kebenaran baru.”
·         ”Meragukan segala sesuatu adalah awal ilmu pengetahuan”.
·         ”Pasti ada cara/jalan yg lebih baik, tetapi kali ini aku melakukan yg sudah dipersiapkan ini saja”.
·         ”Banyak kepala lebih benar daripada satu kepala”.
·         ”Bukan kehendak-ku, tetapi kehendak-MU Tuhan terjadilah”; bukan ”Kendi(kehendakku terjadi), tapi ”KeMUdi”(kehendakMU-lah yg terjadi); kemudikanlah aku ya Tuhan !
·         ”Aku berada dalam suatu rumah, di suatu kota, di dalam suatu negara, di antara banyak negara lain di dunia, yg berada di bumi yg sangat kecil dalam tata-surya bima-sakti, tata-surya yg sangat mungil dibanding tata-surya lain yg berjuta-juta jumlahnya dan yg berjuta-juta tahun-cahaya jaraknya yg membentuk alam-semesta milik-MU Tuhan, maha karya yg tiada bandingnya. Oh, Tuhan kuserahkan semuanya padaMU, kehendakku, kemauanku, kekayaanku, pengetahuanku, kemerdekaanku .......... semuanya untuk-MUUU Tuhan, pakailah, kemudi-kanlah diriku ............................ ”
·         ”Lebih baik terpisah daripada Win-Lose (aku menang, kamu yg kalah), usahakanlah WIN-WIN (semuanya menang), tetapi .... lebih baik lagi kalau kamu aja yang menang jangan pikirkan aku, karena aku mencintaimu, aku telah menjadi bagian hidupmu.”
·         ”Yesus mewartakan, mengajarkan, mengajak, memerintahkan, tetapi ........ DIA tetap membebaskan manusia untuk memilih !!!”
·         ”Semua yg masuk kedalam diri kita oke-oke saja selama kita mampu menerimanya, tetapi  ...... apa yg kita keluarkan dalam bentuk perkataan maupun tindakan akan menentukan kualitas kita, baik atau jahat, membangun atau meruntuhkan, memperbaiki atau merusak.”
·         ”Mulutmu adalah harimaumu, berhati-hatilah !”

Tuhan aku ingin menjadi bagian dalam hidupMU, dan Engkau ada dalam hatiku, kemudi-kanlah aku ............

Penyakit yg menyerang manusia bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga penyakit psikis yg justru lebih berbahaya, karena :
·         sangat mudah menular tanpa perlu berdekatan dalam jarak, sebab media yg dipakai adalah informasi,
·         sangat cepat dampaknya, secepat transfer informasi ke otak kita,
·         sedangkan berat ringan akibatnya tergantung kondisi ketahanan otak kita yg diserang.
Perlu disadari bahwa secara umum, kita semua sebenarnya mengidap penyakit psikis tsb., seperti: sering mengalami ketakutan, stress/kecemasan, terprovokasi oleh gosip, hanya perbedaannya adalah pada berat atau ringan.
Banyak jenis penyakit psikis yang menjadi ancaman serius a.l.:
·         Sakit jiwa/otak-miring; seorang dokter jiwa klinis tak boleh terlalu lama menangani pasiennya, karena dikuatirkan akan tertular ke-jiwa-annya,
·         Sakit ketakutan akibat terror lewat telephone atau e-mail,
·         Sakit terprovokasi oleh Toxic-Member (anggota komunitas yg beracun), yg menyebarkan gosip shg komunitas menjadi lemah semangat, pemberontakan, saling menghancurkan, dll. yg sering terjadi dalam perusahaan.
·         Sakit hati, sakit yg disebabkan oleh diturunkannya harga diri seseorang akibat perilaku orang lain yg menyakitinya dan yg paling mungkin penyebar ”virus” sakit-hati ini adalah si ”Satu Kendi Mak Cecep”.
·         Dll., yg belum terpikirkan olehku saat ini.
Berhubung sakit-hati adalah faktor penting dalam gerakan CHOICE dan MARRIAGE-ENCOUNTER, karena menentukan kualitas relasi dalam gerakan ini, maka marilah kita bahas dalam kesempatan ini.

Sama dengan penyakit pada umumnya, untuk mengatasi/membasmi penyakit sakit-hati ini, ada 3 langkah yg dibuat :
1.    Atasi sumbernya dan ini yg paling tuntas dapat mengatasi, yaitu: sehatkan si ”Satu Kendi Mak Cecep” dan ini tergantung banyak pada kesadaran sendiri, meskipun lingkungan dapat membantu, seperti pada bahasan kita sebelum ini.
2.    Vaksinasi, menguatkan daya tahan diri/otak shg serangan penyakit terkalahkan oleh perisai diri yg terbentuk:
a.    Menyadari bahwa dalam setiap komunitas dimana saja, banyak kemungkinan ada anggota yg berkarakter ”Satu Kendi Mak Cecep”,
b.    Menyadari bahwa bagaimanapun kita tetaplah menjadi bagian hidupnya, karena cinta, meskipun dia mengalami kesulitan menjadi bagian hidup kita,
c.    Menyadari siapa saja yg berpotensi/berkecenderungan menjadi si ”Satu Kendi Mak Cecep” yg saat ini ada dalam komunitasku.
3.    Mengobati dengan serum (bisa pilih salah satu):
a.    Apabila ada serangan, katakan dalam pikiran kita : ”Sebenernya yang waras/sehat siapa ?”
b.    Apabila ada serangan, katakan dalam pikiran kita : ”Aku ini anak Tuhan, ciptaanNYA, jadi bukan seperti yg kau pikirkan !”
c.    Apabila ada serangan, katakan dalam pikiran kita seperti yg dilakukan Yesus : ”Ampunilah dia Tuhan, karena dia tidak mengerti apa yg sedang dilakukannya”

Besar harapanku kita semua membawa terang kasih Tuhan ke dunia karenanya terbukalah terhadap sabdaNYA, biarkanlah DIA mengemudikan diri kita masing-masing.

 

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Oom Mul,kalau dalam PP, mak Cecep ini karakternya apa ya? He7x...

    BalasHapus