Oleh: Rita
Rasanya ingin
kuubah kalimat itu menjadi:
“Tidakkah
kamu sanggup menungguKu 1 jam saja??”
Ternyata
pemandangan
sebelum misa Kamis Putih kemarin sore sangat2 dominan ada dipikiranku
selama
jalannya Misa Kamis Putih yg kuikuti.
Jam
16.50 aku
sudah duduk manis di dalam Gereja Katedral, nunggu misa jam 18.00
dimulai….
Semua perlengkapan udah komplit ada di tas: Puji Syukur, buku panduan
misa,
kipas (biar gak kepanasan), minyak kayu putih (maklum…lg flu), sapu
tangan (utk
peredam batukku), buku bacaan (buat dibaca2 ngisi waktu). Hehehehe…
Jam
17.05 tiba2
ada 2 orang oma yg jalan sambil bergandengan, saling menuntun….berjalan
kearah
depan sambil tengok kanan-kiri…mencari bangku yg masih kosong. Sampai
akhirnya mereka hanya berhenti pas ditengah2 gang diantara bangku2, krn
memang
sudah penuh semua bangku yg ada didalam greja.
Gak lama, ada seorang bapak yg bertugas jd terima tamu, menghampiri Oma2 itu.. dan mencarikan tempat duduk. Akhirnya pilihan jatuh di bangku depanku persis. Bangku yg baru diisi 4 orang (yg seharusnya bisa diisi 6-7 orang).
Bapak
itu
mempersilakan kedua Oma untuk duduk disitu. Tapi ternyata 2 anak ABG yg
sudah
ada di bangku itu agak protes. Mereka bilang, “Pak, sudah ada yg
punya tmpt
duduknya….orangnya baru ke toilet”. Bapak petugas itu jawab,”Dari
jam
berapa di toilet???dari tadi saya lihat gak ada yg duduk disini, tolong
dik..klo mau misa jangan booking tempat…kasian umat yang datang awal
tapi gak
dapat tempat duduk.”
Akhirnya
dengan
sedikit ngomel (tp gak jelas), 2 ABG itu mau geser…dan merelakan tempat
duduk
yg udah dikasih buku2 + tas buat dipakai kedua oma tadi.
Waktu
bapak
petugas berjalan ke belakang, ada salah seorang umat (bapak2 juga) yg
duduk
tepat dibelakangku menegur bapak petugas itu… “Pak, tolong kalo tugas
jangan
terlalu keras gitu…kasian kan kalo ternyata memang benar2 ada orang yang
punya
tempat duduk itu lagi ke toilet”.
Pak petugas jawab: “Pak, sudah 3x saya dibohongi sama umat yg alasannya begitu…katanya ada yg punya…orangnya baru di toilet. Tapi ternyata itu tempat duduk pesenan semua. Orangnya datang pas misa udah hampir mulai. Masak ke toilet lama banget. Ya kalo mau misa, kalo bisa ke toilet dulu dirumah.”
Ternyata
jawaban
itu justru memancing emosi bapak2 yg ada di belakangku… Entah
pembicaraan apa
yang mereka katakan selanjutnya…tapi yg jelas terdengar di telingaku
(dan
telinga org2 disekitar mereka): “Ok pak…kalo bapak gak terima…kita
selesaikan diluar gereja saja….!!!!”
Dan gak lama, kedua bapak itu berjalan keluar dari greja, dengan langkah yg cepat…dan muka yang kelihatan marah…
Sekitar
15
menit setelah itu, baru bapak yg duduk dibelakangku kembali ke
bangkunya.
Hmmmm…..satu
pemandangan
yg udah membuat mood-ku mulai turun sebelum misa. Buku yg kubawa
hanya kubuka2, tp hanya 2 lembar yg kubaca. Pikiranku terus keinget
kata2
bapak2 yg bersitegang tadi.
Kulirik
jam,
masih menunjukkan jam 17.30. berarti masih 30 menit lagi misa mulai….
Untuk ngilangin rasa suntukku, aku mencoba menikmati ‘pemandangan’ dan
tingkah
polah umat2 yang datang belakangan tapi masih dengan yakinnya cari
tempat duduk
di dalam greja.
Tiba2
pandanganku tertuju ke salah satu ibu (agak tua), yg celingak celinguk
cari
tempat duduk….Dan pilihan dia jatuh ke saf pertama bangku didepanku.
Padahal
sudah amat sangat jelas tertempel tulisan “PETUGAS” di bangku itu.
Sekeluarga yg terdiri dari 4 org (ayah, ibu dan 2 org anak) sudah duduk
disitu.
Mereka ternyata petugas pembawa persembahan. Si ibu yg cari tempat duduk
tadi
dengan santainya langsung duduk di bangku petugas itu… dan tidak lama
langsung
keluarkan HP… ow..ow….ternyata dia telpon temannya!!! “Aku wis entuk
nggon
lungguh! Nggon korsine petugas… wis mrene ae…isih iso koq. Nang njero
ya….”
(“Aku udah dpt tempat duduk! Di kursi petugas…dah ksini aja, masih bisa
koq. Di
dalem ya..!!”)
Ya ampuuuuun…pemandangan apa lagi ini??????
Tiba2
ada petugas
yg datang dan menegur… dan jawaban si ibu itu gak kalah bikin kaget, dgn
suara
agak kenceng dia bilang “Lha…petugas persembahannya kan cuman 4
pak…ini
tempat duduknya masih bisa diisi umat yang datang belakangan”.
Hahahahahhaa….
Sudah 2
peristiwa
yg bikin mood-ku semakin turun drastis utk mengikuti misa..!!!!!!
Jam menunjukkan pukul 17.50…hmmmmm…misa hampir mulai!!! Dengan pikiran dan usahaku utk membangkitkan mood lagi buat ikut misa…aku hanya kipas2 sambil pandangin altar terus.. hehehe..maksudnya biar konsentrasi naik lagi.
Gak
lama, tiba2
ada sepasang bapak-ibu (tampangnya bersih…tampang bos2), dan aku tahu
persis
dia ex ‘pejabat’ (=pengurus) gereja…..tau2 menuju bangku depanku persis
yang
ada 2 anak ABG tadi. Dan tanpa bahasa / perkataan apapun…tiba-tiba 2 ABG
itu
berdiri….menyerahkan tempat duduknya utk 2 orang bapak+ibu yg baru
datang. Dan
kalimat dari si ibu yg sempat terdengar di telingaku: “Wis, Kowe nang
njobo
yo…” (“Dah, kamu diluar ya…”). Dan salah satu ABG itu jawab: “Nggih
bu…
niki buku + tas…” (“Ya bu…ini buku + tasnya..”).
Gubraaaaaakkkkkk……..Ternyata
si
ABG duduk disitu memang utk jadi ‘joki’ bagi sepasang bapak+ibu
itu.
Lengkap sudah pemandangan yg bikin mood bener2 terjun bebas sebelum misa dimulai.
Ternyata
oh
ternyata…2 ABG itu (mungkin) pegawainya…atau…pembantunya?????? (kalo
anaknya
gak mungkin banget… karena bapak+ibu itu berkulit putih bersih,
sedangkan 2
anak ini berkulit legam dan agak kucel)
Sederet pertanyaan nongol di otakku…
Walaaah..koq aku malah menilai orang??
Koq aku malah jengkel sendiri??
Koq aku jd bĂȘte sendiri?? (eeh…tapi ibu2 yg
sebelahku jg
ngomel ttg pemandangan itu siiiy).
Koq aku…koq aku…. Dst….
Ketiga
pemandangan yg kulihat sebelum misa, sangat2 dominan ada dipikiranku
saat
aku mengikuti jalannya misa. Sampai
homili
selesai, pikiranku sedikit2 masih teringat kejadian sebelum misa tadi.
Dan saat visualisasi pembasuhan kaki….yg kulakukan hanya duduk sambil membuka2 buku panduan…kubaca2 lagi bacaan kitab suci yg ada sejak Minggu Palma. Dan mataku berhenti lama di kalimat:
Dan saat visualisasi pembasuhan kaki….yg kulakukan hanya duduk sambil membuka2 buku panduan…kubaca2 lagi bacaan kitab suci yg ada sejak Minggu Palma. Dan mataku berhenti lama di kalimat:
“Tidakkah
kamu
sanggup berjaga-jaga satu jam bersama Aku? Berjaga-jaga dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan! Roh memang penurut, tetapi
daging
ini lemah!”
Kuulang
sampai
beberapa kali kalimat itu….. Yaaa….aku kesentil dengan kalimat itu!!
“Roh
memang
penurut, tetapi daging itu lemah!!”….
(Roh) =Keinginan untuk ikut misa sangat besar…
tetapi
(daging) = pikiranku yg sangat dengan mudah terpengaruh oleh
situasi/keadaan
yang ada, sehingga menurunkan mood-ku utk misa.
Rasanya ingin kuubah kalimat itu menjadi: “Tidakkah kamu sanggup menungguKu 1 jam??”
Hehhhe… agak maksa siiih… Tapi begitulah adanya.
Pemandangan2
kejadian sebelum misa, membuatku ingin berkata:
“tidak
bisakah
kita sabar menunggu Dia (=misa) selama 1 jam sebelum misa dimulai??”
“tidak
bisakah
kita rela berangkat lebih awal (paling tidak 1 jam sebelum misa
dimulai) ??? sehingga kita bisa mempunyai waktu lebih intim lagi dengan
Dia di
dalam greja…dan tidak mengganggu umat yg lain??”
Yaaaa….buatku
ini
pelajaran yg sangat berharga… Bukan maksudku protes dengan orang2 yg
membuat
mood-ku jadi turun sebelum misa tadi…. Tapi lebih banyak aku berkata
dengan
diriku sendiri, supaya rela ‘berkorban’ waktu, untuk mau datang lebih
awal
sebelum misa (kalo bisa gak cuma waktu perayaan besar, tapi juga waktu
misa2 di
hari minggu).
Dan
untuk
mendapatkan saat2 yg intim + penting dengan Dia….kita gak pakai cara
joki2an…
Ini
kita datang
ke sebuah Misa….sebuah Perayaan Ekaristi… Dimana kita
memang
berniat mau bertemu dengan Dia dalam Sakramen. Ini bukan acara
konser…ato pagelaran
dangdut… yang dengan seenaknya kita bisa memakai cara instant, dengan
cara booking tempat / pake joki tempat duduk…..
--Kamis
Putih,
21 April 2011…..23.30--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar