Reportase Oleh: Harri Choice 26
Capek, seneng… itulah perasaan yang kurasakan sepulang dari Bakti Sosial di Penadaran. Ada sinar kebahagiaan dan pengharapan aku lihat dari wajah2 umat Penadaran dan teman2 Choice setelah novena dan misa minggu kedua di Gua Maria Sendangjati yang merupakan akhir dr acara Bakti Sosial 2009 di Desa Penadaran. Misa ini dipimpin secara selebrasi oleh Romo Walidi dan Romo Bimo, diiringi secara akapela oleh Koor Choice karena listriknya tidak kuat ngidupin keyboard hehehe...
Teringat kembali homili yang disampaikan Romo Walidi, “Semoga acara ini tidak sekedar hanya memberi kesenangan, tetapi kebahagiaan”. Ya, semoga ada kebahagiaan baru, semangat baru yang muncul dari umat Penadaran dan kita Choicee. Tidak sekedar kesenangan belaka.
Kami berangkat dari Gereja Admodirono pukul 09.20 pagi. Memasuki jalan menuju Desa Penadaran, langsung disambut jalan yang “gronjalan”. Goyang kanan goyang kiri deh hehehe…. Disepanjang jalan banyak kebun-kebun penduduk yang ditanami jagung. Mungkin inilah sumber kehidupan mereka. Setelah hampir 1,5 jam perjalanan, kami akhirnya tiba di Desa Penadaran. Model rumah2 disana unik, berdinding dan berlantai kayu, berbentuk seperti panggung (ada jarak antara tanah dan lantainya). Hanya ada beberapa rumah yang dinding dan lantainya dibuat dari beton. Dari gereja ketempat kami menginap berjarak sekitar 700 meter. Kami jalan kaki pelan2 ditengah panasnya udara sambil menjinjing tas-tas kami.
Pukul 13.30 tepat kami mulai membagi 100 paket sembako yang terdiri dari 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, 1 kg gula dan 5 bungkus indomie. Dan 100 paket sembako akhirnya terdistribusi dengan baik. Pukul 15.00 kami berangkat ke gua maria sendang jati untuk ikut kerja bakti bersama umat stasi penadaran.. wah, ternyata jauh juga tempatnya. Jalan menuju ke Gua Maria hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor dan jalan kaki melalui jalan setapak diantara kebun-kebun jagung. Meski harus jalan setengah jam, kami merasa enjoy karena disepanjang perjalanan bukit disuguhi pemandangan alam yang sungguh indah + udara khas pegunungan yang bersih dari polusi. Sesampai dipuncak bukit, suasana sudah ramai, sudah ada skitar 200an umat yang ikut kerja bakti. Kami ditugasi memupuk tanaman buah dan mencabuti gulma. Tentu moment ini tak luput dari jepretan. Ada yg photonya pas posisi mencangkul, tp ada jg yg bergaya aneh seperti Bebeth dan Diana yang ber-action seperti rekonstruksi pembunuhan dengan sabit dilehernya, hehehe. Selesai kerja bakti terus bakar jagung deh…
Sore hari saat mandi, ternyata kami harus nyebar kerumah-rumah penduduk karena kamar mandi ditempat kami menginap Cuma 1 sedangkan umat choice ada 40an orang hehehe.. Malam pun tiba, tanda acara malam segera dimulai. Ada ramah tamah, pertunjukan jantilan/barongan, pertunjukan oleh mudika penadaran, parodi “gadis korek api” oleh choicee, game, nonton film & api unggun akan segera dimulai. Tak terduga, masyarakat yang menonton sangat banyak, sekitar 500an orang lebih sehingga halaman gereja penuh sesak. Kami sempat dibuat keringetan oleh sound system yang gak bisa bunyi sedangkan pertunjukan akan segera dimulai hehehe… sempat phone the friend ke adolf tapi problem sound tetep tidak solve juga. Nyerah deh.. akhirnya kami pinjam penduduk Penadaran.. Puji Tuhan bisa halo halo juga akhirnya..
Acara sangat meriah, banyolan Candra 34 & Vero 36 membuat suasana sangat cair. Game2 untuk anak2pun sangat seru sehingga merekapun betah menonton. Pertunjukan “Gadis Korek Api” oleh Choicee tidak kalah serunya. Anton yang notabene otot kawat balung wesi memerankan tokoh gadis pelacur!! Tapi luwes banget kok mas jd bencong gitu.. Loh?? kekeke. Parodi ini diawaki oleh Ncis, Mel, Martin, Anton, Clare.. sapa lagi yah??.
Setelah parody dan jantilan tibalah saatnya nonton bareng film berjudul “Denias, anak negeri di awan”. Film ini bercerita tentang anak Papua yang berjuang untuk sekolah. Cukup menyentuh juga filmnya. “Ada 98 ekor ayam diberi potas mati semua” hehehe.. itu sudah. Malam hari kami rame-rame tidur diruang tamu, hehehe.. tak lupa ditemani nyamuk-nyamuk nakal. Pagi hari kami berpencar, ada yg bersih2 gereja dan ada yang main volley bareng. Ronald sempat kena smash di dadanya saat main volley katanya, hehehe..
Slesai acara bersih2, giliran acara utk PIA PIR deh… di acara ini kita bagi paket alat tulis dan tas. Aku ga ikut saat PIA PIR, jd ga isa crita deh kegembiraan saat itu... Saatnya makan kembali tiba.. dan kembali kami disuguhi nasi jagung, nasi putih, sayur, tempe goreng saat akan berangkat ke Gua Maria Sendang Jati.
Bangun jam 4 pagi untuk jual baju sumbangan, ngumpulin n angkut2 donasi, makan ala kadarnya, tidur rame-rame, jalan kaki 30an menit, sangat jauh dari kenyamanan memang. Pada kondisi seperti ini teringat olehku tentang kata-kata “anti kemapanan”. Aku menjadi semakin mengerti kenapa orang harus matiraga berpuasa/berpantang, kenapa bunda Teresa begitu hobby ikut bergumul dengan orang2 kusta?? Karena disisi inilah sentuhan ilahi itu sangat terasa, begitu dekat dan begitu nyata. Yahh.. mungkin Baksos ini memang agak jauh dari kesenangan, tetapi mungkin lebih dekat dengan kebahagiaan..
Waaa.. tanaman buah yang kita pupuk di Gua Maria Sendangjati Penadaran sudah besar-besar kali ya sekarang?? Kapan ya kita bisa kesana lagi??
BalasHapus