Ku lanjutin ya sharing imanku..
Di foto terdahulu, yang pake jaket itu
adik angkatku. Dia diadopsi oleh ayahku ketika dia berumur 8 tahun. Sebelumnya
kami tidak mengenalnya.
Pernah lihat anak kecil dengan baju kucel, berkulit legam dan
kudisan dengan perut buncit, tidak
sekolah, mengiba di jalanan?? Ya seperti itu kondisi saat itu (meskipun dia
tidak hidup dijalanan).
Apa yang teman-teman rasakan ketika ayahmu tiba-tiba mengajaknya
kerumah, disuruhnya bermain bersama kamu, makan bersama kamu, tidur bersama
kamu dan kemudian menjadi adikmu??
Mungkin kamu akan menerimanya karena rasa iba. Tapi berapa lama
rasa ibamu akan bertahan?? Sehari, seminggu, sebulanân??
Atau justru rasa jengkelmu, rasa muakmu yang akan bertahan? Itulah
yang aku alami ketika itu. Benci n njijiki. Aku jarang ngobrol dengannya,
apalagi bercanda. Ketika aku dan dia tumbuh dewasa, aku mulai belajar untuk
menerimanya, tapi itu hambar sekali. Ketika dia jatuh, tanganku bisa kuulurkan
untuknya. Tapi hatiku? Aku tidak mampu.
CHOICE-lah yang menggarami relasiku dengannya. Ia yang menawariku
jalan, dan aku rela untuk menyusurinya. Aku sudah bertekad tidak saja
memberikan tanganku untuknya, tapi juga hati dan cintaku. Dia sedang menjadi
bagian dari hidupku.
Sekarang, dia bukan lagi adik angkatku, tapi dia adalah adik kandungku.
Thanks ya mbak Anna & tant CQ, atas dorongannya agar aku menjabarkan
sharingku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar